Jumat, 26 September 2014

PROYEK PROPOSAL
PENANAMAN 10.000 POHON ALKASIA
KECAMATAN BATULAWANG
KABUPATEN CIMAHI
PENDAHULUAN
A.  NAMA KEGIATAN
“PENANAMAN 1 JUTA POHON ALKASIA”
B.  KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
            Puji serta syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, dengan karunia-Nya kita sebagai bangsa Indonesia di berikan kekayaan alam yang sangat melimpah baik dari segi hutan, laut, dan lain sebagainya. Tidak lepas dari itu, kita sebagai manusia jangan hanya bisa mengambil kekayaan itu, melainkan mampu mengadakannya kembali. Sehingga, kami menyusun Proposal Penanaman 10.000 Pohon Alkasia untuk kegiatan Reboisasi.
Dengan melaksanakan kegiatan Reboisasi ini, diharapkan bisa menjadi kegiatan yang positif dan baik bagi lingkungan. Segala hal yang berhubungan dengan penyusunan proposal ini, masih jauh dari kata sempurna untuk itu kritik dan sarannya kami harapkan.
C.    IKHTISAR
Proyek penanaman 1 juta pohon Alkasia dengan tujuan melakukan Reboisasi pada kawasan tertentu.
D.  DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
a.       Nama Kegiatan
b.      Kata Pengantar
c.       Ikhtisar
d.      Daftar Isi
e.       Penegasan Permohonan
ISI
a.       Pembatasan Masalah
b.      Latar Belakang.
c.       Tujuan.
d.      Ruang Lingkup.
e.       Anggaran Dasar
f.       Metodologi
g.      Kepanitian
h.      Keuntunagan
i.        Waktu  Pelaksanaan.
j.        Biaya
E.  PENEGASAN PERMOHONAN
Bahwa dalam  rangka menciptakan kawan hutan pegunungan yang kaya dengan  pohon kami dari kecamatan Batulawang bermaksud mengadakan penanaman 10.000 pohon Alkasia yang bertempat di dua Desa yaitu, Desa Sukamanah dan Desa Sukajadi.

ISI

A.  PEMBATASAN MASALAH
1.      Terbatasnya Anggaran kecamatan
2.      Tidak tersedianya bibit pohon Alkasia di wilayah Kecamatan.
B.     LATAR BELAKANG MASALAH
Indonesia merupakan Negara dengan wilayah hutan  sangat luat, hal ini menjadikan Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah, oleh karenanya perlu ada perhartian yang serius terhadap elektabilitas hutan. Baik dari segi pengawasan, maupun dari segi pemanfaatan.
Dalam hal ini, menindaklanjuti hutan yang gundul dalam  secara khusus terhadap pegunungan, perlu diadakannya reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
D.  TARGET DAN TUJUAN
1.      Target
Terselenggaranya seluruh program kerja Kecamatan Batulawang.
2.      Tujuan
Terciptanya lingkungan hutan pegunungan yang  luas hijau, indah, dan memberikan manfaat yang besar terhadap kehidupan.
E.            RUANG LINGKUP
Adapun ruang lingkup pada kegiatan penanaman ini, di fokuskan pada hutan pegunangan yang angka kerusakn pohonnya sangat besar.
F.     ANGGARAN DASAR
1.      Program  kerja Mentri kehutanan.
2.      Program Kerja Provinsi Jawa Tengah.
3.      Program Kerja Dinas kehutanan  Kabupaten Cimahi
4.      Program Kerja Kecamatan Batulawang tahun 2014.
G. METODOLOGI PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan penanaman pohon ini dilaksanakan secara gotong royong bersama warga dengan dibantu tenaga ahli dari dinas kehutanan Kabupaten Cimahi.
H.    SUSUNAN PANITIA
Berdasarkan hasil musyawarah Pegawai Kecamatan maka terbentuklah susunan panitia pelaksanaan penanaman 10.000 pohon Alkasia sebagai berikut :
Pelindung                             : Kepala Kecamatan  Batulawang
Ketua Pelaksana                    : Baharudin
Sekretaris                               : Tatang Kurniawan
Fitriani Aulianti
Bendahara                             : Dadi Oktaviana Juandi
Seksi Bidang Sarana             : Pipin Sarip
SeksiBidang Pralatan            :Opik Amin
Seksi Bidang Humas             :Ade Paturrohman
Seksi Bidang Dokumentasi   :Ayu Zahra Indriani
Anggota                                : Agus Syamsul
Yadi Cahyadi
Arip Maulana
Andriana Maulana
Farid Ma’ruf
Indra Fajar Maulana
Muhammad Qori
Wempi Sutra
Eka Kamaludin
I.       WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
                  Waktu : 07 – 10 Mei 2014
Tempat : Desa Sukamanah dan Desa Sukajadi



J.                  BIAYA

RENCANA ANGGARAN BIAYA PENANAMAN 10.000 POHON ALKASIA
NO
NAMA BARANG
VOLUME
HARGA SATUAN
JUMLAH
1
BIBIT POHON
10.000 Bibit
Rp.2.000,00
Rp.20.000.000,00
2
CANGKUL
20 Buah
Rp.50.000,00
Rp.1.000.000,00
3
LINGGIS
10 Buah
Rp.75.000,00
Rp.750.000,00
4
PUPUK KOMPOS
1000 Karung
Rp.2.000,00
Rp.2.000.000,00
8
LAIN-LAIN
Rp.1.250.000,00
JUMLAH
Rp.25.000.000,00


PEMASUKAN BIAYA PEMBUATAN LAPANGAN BOLA VOLI
NO
PEMASUKAN
JUMLAH
1.
KAS KECAMATAN
Rp. 1.500.000,00
2.
IURAN TIAP DUSUN
Rp.800.000,00
JUMLAH
Rp.2.300.000,00
KEKURANGAN ANGGARAN
PEMASUKAN : Rp: 2.300.000,00
PENGELUARAN : Rp: 25.000.000,00
TOTAL KEKURANGAN: Rp:25.000.000,00 – 2.300.000,00 = Rp:22.700.000,00



Ketua Pelaksana,


Baharudin

Batulawang, 02 Januari 2014
Bendahara,


Dadi Oktaviana J

Kepala Kecamatan
Batulawang




Drs. A. Edi Rohman, M.Pd
NIP.196409231994031002
Mengetahui,

WAKAMAD Kesiswaan,





Didi Wahyudi, M.Pd
NIP. 197711182005011005



pembuat : Baharudin
Editor : Asep Wahid

LAPORAN HASIL SEMINAR KELOMPOK 2 MAN RANCAH

LAPORAN HASIL SEMINAR
KURANGNYA PEMAHAMAN PARA PELAJAR TERHADAP PENGGUNAAN TATA BAHASA INDONESIA”
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
yang disampaikan oleh Bapak Ahmad Badruzzaman S.Pd


logo_departemen_agamadsdd.png

Disusun oleh:
Kelompok 2


JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI RANCAH 
TAHUN AJARAN
2014



KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,
Puji dan syukur  kami  panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan kekuatan lahir dan batin sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Hasil seminar yang berjudul “KURANGNYA PEMAHAMAN PARA PELAJAR TERHADAP PENGGUNAAN TATA BAHASA INDONESIA”. Dimana seminar ini merupakan sebuah kegiatan yang merupakan rangkaian sekaligus pemenuhan tugas mata Pelajaran Bahasa dan Satra Indonesia yang disampaikan Oleh Bapak Ahmad Badruzaman, S.Pd.
Dengan adanya seminar ini pula diharapkan dapat membantu siswa dan siswi MAN Rancah akan pengetahuannya mengenai Tata Bahasa Indonesia.
Segala sesuatu yang terdapat dalam laporan ini, mungkin masih jauh dari kesempurnaan, baik dilihat dari sistematika penulisan, pembahasan maupun kelengkapannya. Untuk itu kami sangat mengharapkan masukan berupa saran dan kritik demi perbaikan di masa datang.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalm penyusunan laporan ini.
Demikian laporan ini disusun, semoga berguna bagi semua pihak terutama untuk kami sendiri.
Rancah,    September 2014                                                                             Penulis





KEMENTRIAN AGAMA
LAPORAN HASIL SEMINAR
KURANGNYA PEMAHAMAN PARA PELAJAR TERHADAP
PENGGUNAAN TATA BAHASA INDONESIA
1.    Pendahuluan
A.    Latar Belakang Seminar
Seminar merupakan sebuah bentuk pengajaran yang bersifat akademis baik di universitas maupun lembaga atau sekolah. Sebuah seminar biasanya memiliki fokus pada suatu topik atau masalah khusus dimana mereka yang hadir dapat berpartisipasi secara aktif.
B.     Tujuan Seminar
Seminar tentunya haruslah direncanakan baik waktu, tempat, peserta dan juga menentukan pengarah dan sumber dari hasil karya ilmiah agar dapat terlaksana dengan baik sesuai dengn tujuan seminar yang akan dilaksanakan. Sebagaimana kita ketahui tujuan seminar pendidikan adalah sebagai berikut:
A.    Melatih siswa dalam membahas persoalan tentang Tata bahasa Indonesia secara benar dan dapat mengomunikasikannya dalam seminar.
B.     menyebarkan suatu ide agar diterima peserta seminar.
C.     memfasilitasi peserta dan narasumber seminar dalam berpendapat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Tujuan diadakannya seminar ini untuk menghimbau para pelajar agar mereka dapat memahami terhadap penggunaan tata bahasa yang baik. Juga diharapkan mereka mampu memperluas wawasannya serta dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari – hari.
2.    Pelaksanaan Seminar

Pembicara Atau Pemakalah        : Asep Wahid Latip Rohman
                                                         Dewi Intan Sartika
Moderator                                     : Neni Nurohmatillah

Notulis                                           :  Ayu Andriani
Peserta                                           : Ilyas Herdiansyah, Ade Ihsan, Ade Fahmi

Hari / Tanggal                               : Sabtu, 20 September 2014
Waktu                                            : 09.00 s/d Selesai
Tempat                                          : Aula MAN Rancah

3.    Hasil Seminar
Tata bahasa adalah ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah yang mengatur penggunaan bahasa. Ilmu ini merupakan bagian dari bidang ilmu yang mempelajari bahasa yaitu linguistik. Tata bahasa bahasa Indonesia telah diatur dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (TBBBI). Tata bahasa juga merupakan suatu himpunan dari patokan-patokan umum berdasarkan struktur bahasa. Struktur bahasa meliputi bidang tata bunyi, bentuk, dan tata kalimat. Jadi  tata bahasa meliputi bidang-bidang berikut.
1.      Fonologi @ membahas bunyi – bunyi bahasa.
2.      Morfologi @ membahas mengenai seluk beluk morfem.
3.      Sintaksis @ membahas seusunan dan komponen kalimat.
4.      Semantic @ membahas makna kata.
Tata bahasa juga merupakan kajian bagaimana elemen - elemen makna (morfem) dalam suatu bahasa dapat digabungkan menjadi pengucapan. Morfem dapat bebas atau terikat. Jika mereka bebas berpindah dalam pengucapan, mereka biasanya disebut dengan kata, dan jika mereka terikat dengan kata atau morfem lainnya, mereka disebut dengan afiks. Bagaimana suatu elemen makna dapat digabungkan dalam suatu bahasa dikontrol oleh aturan-aturan. Aturan-aturan untuk struktur internal kata disebut dengan morfologi. Aturan-aturan dari struktur internal dari frasa dan kalimat disebut dengan sintaks.
Satuan – satuan Kebahasaan
1.      Huruf              : Dalam kamus besar bahasa Indonesia, huruf didifinisikan
sebagai tanda aksara dalam tata tulis yg merupakan anggota abjad yang melambangkan bunyi bahasa. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat kita katakan kalau huruf adalah lambang dari bunyi. Misalnya bunyi be lambangnya atau hurufnya adalah b, bunyi el lambangnya adalah l, dan seterusnya.
2.      Fonem             : Satuan bunyi terkecil dari arus ujaran
3.      Morfem           : Satuan lingual terkecil dalam sintaksis
4.      Kata                : Satau bahasa terkecil yang membentuk satuan bahsa yang lain
yang setingkat diatasnya
5.      Frase                : Gabungan dua kata atau lebih yag menempati satu fungsi saja
dalam kalimat
6.      Klausa             : Satuan sintaksis berupa runtutan kata – kata berkonstruksi
predikatif
7.      Kalimat           : Suatu susunan kata – kata yang teratur yang berisi pikiran
yang lengkap diawali dengan huruf capital dan diakhiri dengan titik.
8.      Wacana           : Satuan bahsa terlengkap sehingga dalam hierarki gramatikal
tertinggi dan terbesar, yang membentuk suatu konsep.
Berdasarkan cara penyusunnya, tata bahasa dibedakan atas hal-hal berikut.
1.      Tata Bahasa Deskriptif/Sinkronis. Tata bahasa tersebut disusun berdasarkan pencatatan (deskripsi) yang nyata atas struktur suatu bahasa.
2.      Tata Bahasa Historis-Komparatif/Diakronis. Tata bahasa tersebut membicarakan perkembangan struktur bahasa dari satu zaman ke zaman lain serta mengadakan perbandingan antara struktur-struktur bahasa dari bermacam-macam zaman itu atau memperbandingkannya dengan bahasa lain.

4.    Kesimpulan
Tata bahasa adalah ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah yang mengatur penggunaan bahasa. Ilmu ini merupakan bagian dari bidang ilmu yang mempelajari bahasa yaitu linguistik. Tata bahasa bahasa Indonesia telah diatur dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (TBBBI). Tata bahasa juga merupakan suatu himpunan dari patokan-patokan umum berdasarkan struktur bahasa. Struktur bahasa meliputi bidang tata bunyi, bentuk, dan tata kalimat. Jadi  tata bahasa meliputi bidang-bidang berikut.
1.      Fonologi @ membahas bunyi – bunyi bahasa.
2.      Morfologi @ membahas mengenai seluk beluk morvem
3.      Sintaksis @ membahas seusunan dan komponen kalimat.
4.      Semantic @ membahas makna kata.


Berdasarkan cara penyusunnya, tata bahasa dibedakan atas hal-hal berikut.
1.      Tata Bahasa Deskriptif/Sinkronis. Tata bahasa tersebut disusun berdasarkan pencatatan (deskripsi) yang nyata atas struktur suatu bahasa.
2.      Tata Bahasa Historis-Komparatif/Diakronis. Tata bahasa tersebut membicarakan perkembangan struktur bahasa dari satu zaman ke zaman lain serta mengadakan perbandingan antara struktur-struktur bahasa dari bermacam-macam zaman itu atau memperbandingkannya dengan bahasa lain.
5.    Lampiran
a.       Makalah
b.      Susunan Panitia
c.       Daftar Hadir
d.    Gambar Gambar

Mengetahui,
Pembicara



Asep Wahid Latip Rohman
Rancah,   September 2014

Notulis,



Ayu Andriani












BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena selain digunakan sebagai alat komunikasi secara langsung, bahasa juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara tulisan, di zaman era globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakat dituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami infrormasi di segala aspek kehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi secara baik dan tepat, dengan penyampaian berita atau materi secara tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakan media tersebut secara baik dan benar.













BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tata Bahasa
Tata bahasa adalah ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah yang mengatur penggunaan bahasa. Ilmu ini merupakan bagian dari bidang ilmu yang mempelajari bahasa yaitu linguistik. Tata bahasa bahasa Indonesia telah diatur dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (TBBBI). Tata bahasa juga merupakan suatu himpunan dari patokan-patokan umum berdasarkan struktur bahasa. Struktur bahasa meliputi bidang tata bunyi, bentuk, dan tata kalimat. Jadi  tata bahasa meliputi bidang-bidang berikut.
1.      Fonologi @ membahas bunyi – bunyi bahasa
2.      Morfologi @ membahas mengenai seluk beluk morvem
3.      Sintaksis @ membahas seusunan dan komponen kalimat
4.      Semantic @ membahas makna kata
Tata bahasa juga merupakan kajian bagaimana elemen-elemen makna (morfem) dalam suatu bahasa dapat digabungkan menjadi pengucapan. Morfem dapat bebas atau terikat. Jika mereka bebas berpindah dalam pengucapan, mereka biasanya disebut dengan kata, dan jika mereka terikat dengan kata atau morfem lainnya, mereka disebut dengan afiks. Bagaimana suatu elemen makna dapat digabungkan dalam suatu bahasa dikontrol oleh aturan-aturan. Aturan-aturan untuk struktur internal kata disebut dengan morfologi. Aturan-aturan dari struktur internal dari frasa dan kalimat disebut dengan sintaks.
Satuan – satuan Kebahasaan
1.      Huruf               : Dalam kamus besar bahasa Indonesia, huruf didifinisikan
sebagai tanda aksara dalam tata tulis yg merupakan anggota abjad yang melambangkan bunyi bahasa. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat kita katakan kalau huruf adalah lambang dari bunyi. Misalnya bunyi be lambangnya atau hurufnya adalah b, bunyi el lambangnya adalah l, dan seterusnya.
2.      Fonem                         : Satuan bunyi terkecil dari arus ujaran
3.      Morfem           : Satuan lingual terkecil dalam sintaksis
4.      Kata                 : Satau bahasa terkecil yang membentuk satuan bahsa yang lain
yang setingkat diatasnya
5.      Frase                : Gabungan dua kata atau lebih yag menempati satu fungsi saja
dalam kalimat
6.      Klausa             : Satuan sintaksis berupa runtutan kata – kata berkonstruksi
predikatif
7.      Kalimat            : Suatu susunan kata – kata yang teratur yang berisi pikiran yang
lengkap diawali dengan huruf capital dan diakhiri dengan titik.
8.      Wacana            : Satuan bahsa terlengkap sehingga dalam hierarki gramatikal
tertinggi dan terbesar, yang membentuk suatu konsep.

B. Macam-Macam Tata Bahasa
Berdasarkan cara penyusunnya, tata bahasa dibedakan atas hal-hal berikut.
1.      Tata Bahasa Deskriptif/Sinkronis. Tata bahasa tersebut disusun berdasarkan pencatatan (deskripsi) yang nyata atas struktur suatu bahasa.
2.      Tata Bahasa Historis-Komparatif/Diakronis. Tata bahasa tersebut membicarakan perkembangan struktur bahasa dari satu zaman ke zaman lain serta mengadakan perbandingan antara struktur-struktur bahasa dari bermacam-macam zaman itu atau memperbandingkannya dengan bahasa lain.

C. Sifat Tata Bahasa
Pada umumnya tata bahasa bersifat normatif (umum) yaitu bila tata bahasa tersebut disusun berdasarkan gejala-gejala bahasa yang umum dipakai dalam suatu masyarakat. Tata bahasa normatif harus tetap deskriptif yaitu mengikuti perkembangan perubahan struktur bahasa. Pada bahasa yang sudah tidak dipakai lagi dalam komunikasi sehari-hari, tata bahasa normatif dari bahasa tersebut selalu bersifat deskriptif yaitu menentukan atau mengatur kaidah-kaidah. Kaidah-kaidah itu harus diikuti secermat-cermatnya dan tidak boleh diubah lagi, misal bahasa Latin, Yunani, dan Sansekerta. 
D. Tata Bahasa Tradisional dan Tata Bahasa Struktural
Tata bahasa tradisional adalah tata bahasa yang hanya mencontoh warisan tata bahasa Barat yang mewarisi pula semua kaidah gramatikal dari tata bahasa Latin-Yunani. Tata bahasa yang ada di Indonesia masih bersifat tradisional. Oleh karena itu perlu direvisi, disesuaikan dengan jalan dan struktur bahasa Indonesia yang sebenarnya. 
Tata bahasa struktural adalah tata bahasa hasil dari menyelidiki bahasa-bahasa secara tersendiri, lepas dari segala macam prasangka yang ada. Struktur berarti hubungan yang relatif tetap antara bagian-bagian yang membentuk suatu hal.

E. Kategori Tata bahasa
Tata bahasa dapat diartikan sebagai sebuah sistem kategori, dan suatu kumpulan aturan-aturan yang menentukan bagaimana kategori-kategori digabungkan untuk membentuk aspek-aspek makna yang berbeda. Bahasa-bahasa berbeda secara luas tergantung apakah mereka dikodekan lewat penggunaan unit kategori atau leksikal. Namun, beberapa kategori sangat umum sehingga hampir universal. Beberapa kategori universal itu termasuk pengkodean relasi gramatikal dari peserta dan predikat secara tatabahasa berbeda antara relasinya terhadap predikat, pengkodean dari relasi sementara dan spasial pada predikat, dan sistem dari pelaku gramatikal mengatur acuan dan perbedaan antara pembicara dan penerima dan tentang siapa yang mereka bicarakan. 

F. Kelas-kelas kata
Bahasa mengelompokkan bagian-bagian dari pembicaraan menjadi kelas-kelas bergantung kepada fungsi dan posisi relatif terhadap bagian lainnya. Semua bahasa, misalnya, memiliki perbedaan mendasar antara sekelompok kata yang secara prototipikal mengacu pada sesuatu dan konsep dan sekelompok kata yang secara prototipikal mengacu pada aksi dan kejadian. Kelompok pertama, yang mengikutkan kata seperti "anjing" dan "lagu", biasanya disebut dengan kata benda. Kelompok kedua, yang mengikutkan kata seperti "lari" dan "menyanyi", disebut dengan kata kerja. Kategori umum lainnya adalah Kata sifat: kata-kata yang menjelaskan properti atau kualitas dari kata benda, seperti "merah" atau "besar". Kelas-kelas kata juga memiliki fungsi berbeda dalam tatabahasa. Secara prototipe, kata kerja digunakan untuk membentuk predikat, sementara kata benda digunakan sebagai argumen dari predikat. Dalam kalimat seperti "Sally lari," predikatnya adalah "lari," karena ia merupakan kata yang menandakan keadaan tertentu tentang argumennya "Sally". Beberapa kata kerja seperti "sumpah" bisa saja memerlukan dua argumen, contohnya: "Sally menyumpahi John". Predikat yang hanya menggunakan satu argumen disebut dengan intransitif, dan predikat yang memakai dua argumen disebut dengan transitif.






BAB III
KESIMPULAN
Tata bahasa adalah ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah yang mengatur penggunaan bahasa. Ilmu ini merupakan bagian dari bidang ilmu yang mempelajari bahasa yaitu linguistik. Tata bahasa bahasa Indonesia telah diatur dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (TBBBI). Tata bahasa juga merupakan suatu himpunan dari patokan-patokan umum berdasarkan struktur bahasa. Struktur bahasa meliputi bidang tata bunyi, bentuk, dan tata kalimat. Jadi  tata bahasa meliputi bidang-bidang berikut.
1.      Fonologi @ membahas bunyi – bunyi bahasa.
2.      Morfologi @ membahas mengenai seluk beluk morfem
3.      Sintaksis @ membahas seusunan dan komponen kalimat.
4.      Semantic @ membahas makna kata.
Berdasarkan cara penyusunnya, tata bahasa dibedakan atas hal-hal berikut:
  1. Tata Bahasa Deskriptif/Sinkronis. Tata bahasa tersebut disusun berdasarkan pencatatan (deskripsi) yang nyata atas struktur suatu bahasa.
2.      Tata Bahasa Historis-Komparatif/Diakronis. Tata bahasa tersebut membicarakan perkembangan struktur bahasa dari satu zaman ke zaman lain serta mengadakan perbandingan antara struktur-struktur bahasa dari bermacam-macam zaman itu atau memperbandingkannya dengan bahasa lain.










HASIL TANYA JAWAB
1.      Rina Masruroh
Apa Yang dimaksud dengan Morfem ?

Jawab :  Morfem adalah bentuk terkecil yang dapat membedaka makna dan atau mempunyai makna. Wujud morfem dapat berupa imbuhan, klitika, partikel dan kata dasar (misalnya –an, -lah, -kah, bawa). Sebagai kesatuan pembeda makna, semua contoh wujud morfem tersebut merupakan bentuk terkecil dalam arti tidak dapat lagi dibagi menjadi kesatuan bentuk yang lebih kecil.
Untuk membuktikan morfem sebagai pembeda makna dapat kita lakukan dengan menghubungkan morfem itu dengan kata mempunyai makna/arti leksikal. Jika penghubungan itu menghasilkan makna baru, berarti unsur yang digabungkan dengan kata dasar itu adalah morfem.
2.      Yuni Mulyani
Apa yang dimaksud dengan Kalimat?
Jawab : Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan fungsinya yang akan dijelaskan pada bagian lain. Contohnya seperti kalimat lengkap, kalimat tidak lengkap, kalimat pasif, kalimat perintah, kalimat majemuk, dan lain sebagainya. Berikut ini adalah contoh kalimat secara umum : – Joy Tobing adalah pemenang lomba Indonesian Idol yang pertama. – Pergi! – Bang Napi dihadiahi timah panas oleh polisi yang mabok minuman keras itu. – The Samsons sedang konser tunggal di pinggir pantai ancol yang sejuk dan indah. Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain SPOK : – Subjek / Subyek (S) – Predikat (P) – Objek / Obyek (O) – Keterangan (K)




LAPORAN PERORANGAN
A.      Pertanyaan dan Jawaban
1. Asep Wahid L. R
Ø  Apa Yang dimaksud dengan Tata Bahasa ?
Jawab :
a)      Menurut Ade Fahmi Tata Bahasa merupakan suatu pola bahasa yang diatur dengan baik sehingga menimbulkan hal yang baik pula.
b)      Menurut Ade Ihsan Tata Bahasa merupakan suatu himpunan dari patokan-patokan umum berdasarkan struktur bahasa.
c)      Menurut Ayu Andriani Tata bahasa dapat diartikan sebagai sebuah sistem kategori, dan suatu kumpulan aturan-aturan yang menentukan bagaimana kategori-kategori digabungkan untuk membentuk aspek-aspek makna yang berbeda.
d)     Menurut Dewi Itan Sartika Tata Bahasa suatu tatanan serta tuntunan yang berstruktur.












DAFTAR HADIR PETUGAS SEMINAR

NO
Hari / Tanggal
Nama
Jabatan
TTD
1
20 September 2014
Asep Wahid Latip R
Ketua

2
20 September 2014
Ayu Andriani
Notulis

3
20 September 2014
Dewi Intan Sartika
Pembicara

4
20 September 2014
Neni Nurohmatillah
Moderator

5
20 September 2014
Ilyas Herdiansyah
Peserta

6
20 September 2014
Ade Fahmi Iyadul M
Dokumentasi / Peserta

7
20 September 2014
Ade Ihsan Al Ansori
Peserta



Rancah,   September 2014
Guru Bidang,




Ahmad Badruzaman, S.Pd
NIP. 196209172007011016
Ketua,




Asep Wahid Latip Rohman
NIS. 1213.1.017








Para Petugas yang sedang bersiap siap membuka kegiatan seminar
Para peserta Seminar
Notulis seminar yang sedang menuliskan hasil seminar

Pembicara yang sedang menjelaskan pembahasan seminar

Peserta yang mengajukan pertanyaan
Peserta yang mengajukan pertanyaan
Tugas Ke         : 6
Tema tugas      : Seminar
Kelas               : XII IPS 2






















About Me

Foto Saya
Kec. Rancah kab. Ciamis, jawa barat, Indonesia
kehidupan tak selamanya indah!!! inspirasi itu datang dari seseorang yang tahan uji, ia akan merasa bangkit jika ia terus mengalami kegagalan!!!
© Selamat Datang Di blognya Asep Wahid. Template by Template Responsive Design Powered By Blogger