LAPORAN HASIL SEMINAR
“KURANGNYA
PEMAHAMAN PARA PELAJAR TERHADAP PENGGUNAAN TATA BAHASA INDONESIA”
Disusun untuk memenuhi
salah satu tugas
mata pelajaran Bahasa
dan Sastra Indonesia
yang disampaikan oleh
Bapak Ahmad Badruzzaman S.Pd
Disusun
oleh:
Kelompok 2
JURUSAN
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
KEMENTERIAN
AGAMA
MADRASAH
ALIYAH NEGERI RANCAH
TAHUN AJARAN
2014
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
memberikan kekuatan lahir dan batin sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
Hasil seminar yang berjudul “KURANGNYA PEMAHAMAN PARA PELAJAR
TERHADAP PENGGUNAAN TATA BAHASA INDONESIA”.
Dimana seminar ini merupakan sebuah kegiatan yang merupakan rangkaian sekaligus
pemenuhan tugas mata Pelajaran Bahasa dan Satra Indonesia yang disampaikan Oleh
Bapak Ahmad Badruzaman, S.Pd.
Dengan adanya seminar ini pula diharapkan
dapat membantu siswa dan siswi MAN Rancah akan pengetahuannya mengenai Tata
Bahasa Indonesia.
Segala sesuatu yang terdapat dalam laporan
ini, mungkin masih jauh dari kesempurnaan, baik dilihat dari sistematika
penulisan, pembahasan maupun kelengkapannya. Untuk itu kami sangat mengharapkan
masukan berupa saran dan kritik demi perbaikan di masa datang.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalm penyusunan laporan ini.
Demikian laporan ini disusun, semoga berguna bagi semua pihak
terutama untuk kami sendiri.
Rancah, September 2014 Penulis
KEMENTRIAN
AGAMA
LAPORAN HASIL SEMINAR
KURANGNYA PEMAHAMAN PARA PELAJAR TERHADAP
PENGGUNAAN TATA BAHASA INDONESIA
1.
Pendahuluan
A.
Latar
Belakang Seminar
Seminar
merupakan sebuah bentuk pengajaran yang bersifat akademis baik di universitas maupun
lembaga atau sekolah. Sebuah seminar biasanya memiliki fokus pada suatu topik
atau masalah khusus dimana mereka yang hadir dapat berpartisipasi secara aktif.
B.
Tujuan
Seminar
Seminar
tentunya haruslah direncanakan baik waktu, tempat, peserta dan juga menentukan
pengarah dan sumber dari hasil karya ilmiah agar dapat terlaksana dengan baik
sesuai dengn tujuan seminar yang akan dilaksanakan. Sebagaimana kita ketahui
tujuan seminar pendidikan adalah sebagai berikut:
A. Melatih siswa dalam membahas
persoalan tentang Tata bahasa Indonesia secara benar dan dapat
mengomunikasikannya dalam seminar.
B.
menyebarkan suatu ide agar diterima
peserta seminar.
C.
memfasilitasi peserta dan narasumber seminar
dalam berpendapat.
Jadi dapat
disimpulkan bahwa Tujuan diadakannya seminar ini untuk menghimbau para pelajar
agar mereka dapat memahami terhadap penggunaan tata bahasa yang baik. Juga
diharapkan mereka mampu memperluas wawasannya serta dapat mengaplikasikannya
dalam kehidupan sehari – hari.
2.
Pelaksanaan Seminar
Pembicara Atau Pemakalah :
Asep Wahid Latip Rohman
Dewi Intan Sartika
Moderator :
Neni Nurohmatillah
Notulis : Ayu Andriani
Peserta :
Ilyas Herdiansyah, Ade Ihsan, Ade Fahmi
Hari / Tanggal :
Sabtu, 20 September 2014
Waktu :
09.00 s/d Selesai
Tempat :
Aula MAN Rancah
3.
Hasil Seminar
Tata bahasa adalah ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah yang
mengatur penggunaan bahasa. Ilmu ini merupakan bagian dari bidang ilmu yang mempelajari bahasa yaitu
linguistik. Tata bahasa bahasa Indonesia telah diatur dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
(TBBBI). Tata bahasa juga merupakan suatu himpunan dari patokan-patokan umum
berdasarkan struktur bahasa. Struktur bahasa meliputi bidang tata bunyi,
bentuk, dan tata kalimat. Jadi tata bahasa meliputi bidang-bidang
berikut.
1. Fonologi @ membahas bunyi – bunyi bahasa.
2. Morfologi @ membahas mengenai seluk beluk morfem.
3. Sintaksis @ membahas seusunan dan komponen kalimat.
4. Semantic @ membahas makna kata.
Tata bahasa juga merupakan
kajian bagaimana elemen - elemen makna (morfem) dalam suatu bahasa dapat
digabungkan menjadi pengucapan. Morfem dapat bebas atau terikat. Jika mereka
bebas berpindah dalam pengucapan, mereka biasanya disebut dengan kata, dan jika
mereka terikat dengan kata atau morfem lainnya, mereka disebut dengan afiks.
Bagaimana suatu elemen makna dapat digabungkan dalam suatu bahasa dikontrol
oleh aturan-aturan. Aturan-aturan untuk struktur internal kata disebut dengan
morfologi. Aturan-aturan dari struktur internal dari frasa dan kalimat disebut
dengan sintaks.
Satuan – satuan Kebahasaan
1. Huruf : Dalam
kamus besar bahasa Indonesia,
huruf didifinisikan
sebagai tanda aksara dalam tata tulis yg merupakan anggota abjad
yang melambangkan bunyi bahasa. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat kita
katakan kalau huruf adalah lambang dari bunyi. Misalnya bunyi be lambangnya atau hurufnya
adalah b, bunyi el lambangnya adalah l, dan seterusnya.
2. Fonem : Satuan
bunyi terkecil dari arus ujaran
3. Morfem : Satuan
lingual terkecil dalam sintaksis
4. Kata : Satau
bahasa terkecil yang membentuk satuan bahsa yang lain
yang setingkat diatasnya
5. Frase :
Gabungan dua kata atau lebih yag menempati satu fungsi saja
dalam kalimat
6. Klausa : Satuan
sintaksis berupa runtutan kata – kata berkonstruksi
predikatif
7. Kalimat : Suatu
susunan kata – kata yang teratur yang berisi pikiran
yang lengkap diawali dengan huruf capital dan diakhiri dengan
titik.
8. Wacana : Satuan
bahsa terlengkap sehingga dalam hierarki gramatikal
tertinggi dan terbesar, yang membentuk suatu konsep.
Berdasarkan cara penyusunnya,
tata bahasa dibedakan atas hal-hal berikut.
1. Tata Bahasa Deskriptif/Sinkronis. Tata bahasa tersebut disusun
berdasarkan pencatatan (deskripsi) yang nyata atas struktur suatu bahasa.
2. Tata Bahasa Historis-Komparatif/Diakronis. Tata bahasa tersebut
membicarakan perkembangan struktur bahasa dari satu zaman ke zaman lain serta
mengadakan perbandingan antara struktur-struktur bahasa dari bermacam-macam zaman itu atau
memperbandingkannya dengan bahasa lain.
4.
Kesimpulan
Tata bahasa adalah ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah yang
mengatur penggunaan bahasa. Ilmu ini merupakan bagian dari bidang ilmu yang mempelajari bahasa yaitu
linguistik. Tata bahasa bahasa Indonesia telah diatur dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (TBBBI).
Tata bahasa juga merupakan suatu himpunan dari patokan-patokan umum berdasarkan
struktur bahasa. Struktur bahasa meliputi bidang tata bunyi, bentuk, dan tata
kalimat. Jadi tata bahasa meliputi bidang-bidang berikut.
1. Fonologi @ membahas bunyi – bunyi bahasa.
2. Morfologi @ membahas mengenai seluk beluk morvem
3. Sintaksis @ membahas seusunan dan komponen kalimat.
4. Semantic @ membahas makna kata.
Berdasarkan cara penyusunnya, tata bahasa dibedakan atas hal-hal
berikut.
1. Tata Bahasa Deskriptif/Sinkronis. Tata bahasa tersebut disusun
berdasarkan pencatatan (deskripsi) yang nyata atas struktur suatu bahasa.
2. Tata Bahasa Historis-Komparatif/Diakronis. Tata bahasa tersebut
membicarakan perkembangan struktur bahasa dari satu zaman ke zaman lain serta
mengadakan perbandingan antara struktur-struktur bahasa dari bermacam-macam zaman itu atau
memperbandingkannya dengan bahasa lain.
5.
Lampiran
a. Makalah
b. Susunan Panitia
c. Daftar Hadir
d. Gambar Gambar
Mengetahui,
Pembicara
Asep Wahid Latip Rohman
|
Rancah, September 2014
Notulis,
Ayu Andriani
|
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena
selain digunakan sebagai alat komunikasi secara langsung, bahasa juga
dapat digunakan sebagai alat komunikasi secara tulisan, di zaman
era globalisasi dan pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakat
dituntut secara aktif untuk dapat mengawasi dan memahami infrormasi di segala
aspek kehidupan sosial secara baik dan benar, sebagai bahan pendukung
kelengkapan tersebut, bahasa berfungsi sebagai media penyampaian informasi
secara baik dan tepat, dengan penyampaian berita atau materi secara
tertulis, diharapkan masyarakat dapat menggunakan media tersebut secara baik
dan benar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tata Bahasa
Tata bahasa adalah ilmu yang
mempelajari kaidah-kaidah yang mengatur penggunaan bahasa. Ilmu ini merupakan bagian dari bidang ilmu yang mempelajari bahasa yaitu
linguistik. Tata bahasa bahasa Indonesia telah diatur dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (TBBBI).
Tata bahasa juga merupakan suatu himpunan dari patokan-patokan umum berdasarkan
struktur bahasa. Struktur bahasa meliputi bidang tata bunyi, bentuk, dan tata
kalimat. Jadi tata bahasa meliputi bidang-bidang berikut.
1. Fonologi @ membahas bunyi – bunyi bahasa
2. Morfologi @ membahas mengenai seluk beluk morvem
3. Sintaksis @ membahas seusunan dan komponen kalimat
4. Semantic @ membahas makna kata
Tata bahasa juga merupakan kajian bagaimana elemen-elemen makna
(morfem) dalam suatu bahasa dapat digabungkan menjadi pengucapan. Morfem dapat
bebas atau terikat. Jika mereka bebas berpindah dalam pengucapan, mereka
biasanya disebut dengan kata, dan jika mereka terikat dengan kata atau morfem
lainnya, mereka disebut dengan afiks. Bagaimana suatu elemen makna dapat
digabungkan dalam suatu bahasa dikontrol oleh aturan-aturan. Aturan-aturan
untuk struktur internal kata disebut dengan morfologi. Aturan-aturan dari
struktur internal dari frasa dan kalimat disebut dengan sintaks.
Satuan – satuan Kebahasaan
1. Huruf : Dalam
kamus besar bahasa Indonesia,
huruf didifinisikan
sebagai tanda aksara dalam tata tulis yg merupakan anggota abjad
yang melambangkan bunyi bahasa. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat kita
katakan kalau huruf adalah lambang dari bunyi. Misalnya bunyi be lambangnya atau hurufnya
adalah b, bunyi el lambangnya adalah l, dan seterusnya.
2. Fonem : Satuan bunyi terkecil dari arus
ujaran
3. Morfem : Satuan
lingual terkecil dalam sintaksis
4. Kata : Satau
bahasa terkecil yang membentuk satuan bahsa yang lain
yang setingkat diatasnya
5. Frase :
Gabungan dua kata atau lebih yag menempati satu fungsi saja
dalam kalimat
6. Klausa : Satuan
sintaksis berupa runtutan kata – kata berkonstruksi
predikatif
7. Kalimat : Suatu
susunan kata – kata yang teratur yang berisi pikiran yang
lengkap diawali dengan huruf capital dan diakhiri dengan titik.
8. Wacana : Satuan
bahsa terlengkap sehingga dalam hierarki gramatikal
tertinggi dan terbesar, yang membentuk suatu konsep.
B. Macam-Macam Tata Bahasa
Berdasarkan cara penyusunnya,
tata bahasa dibedakan atas hal-hal berikut.
1.
Tata Bahasa
Deskriptif/Sinkronis. Tata bahasa tersebut disusun berdasarkan pencatatan
(deskripsi) yang nyata atas struktur suatu bahasa.
2.
Tata Bahasa
Historis-Komparatif/Diakronis. Tata bahasa tersebut membicarakan perkembangan
struktur bahasa dari satu zaman ke zaman lain serta mengadakan perbandingan antara struktur-struktur bahasa dari bermacam-macam zaman itu atau
memperbandingkannya dengan bahasa lain.
C. Sifat Tata Bahasa
Pada umumnya tata bahasa
bersifat normatif (umum) yaitu bila tata bahasa tersebut disusun berdasarkan
gejala-gejala bahasa yang umum dipakai dalam suatu masyarakat. Tata bahasa
normatif harus tetap deskriptif yaitu mengikuti perkembangan perubahan struktur
bahasa. Pada bahasa yang sudah tidak dipakai lagi dalam komunikasi sehari-hari, tata bahasa normatif dari bahasa tersebut selalu
bersifat deskriptif yaitu menentukan atau mengatur kaidah-kaidah. Kaidah-kaidah
itu harus diikuti secermat-cermatnya dan tidak boleh diubah lagi, misal bahasa Latin, Yunani, dan Sansekerta.
D. Tata Bahasa Tradisional dan
Tata Bahasa Struktural
Tata bahasa tradisional adalah
tata bahasa yang hanya mencontoh warisan tata bahasa Barat yang mewarisi pula
semua kaidah gramatikal dari tata bahasa Latin-Yunani. Tata bahasa yang ada di Indonesia masih bersifat tradisional. Oleh karena itu perlu direvisi,
disesuaikan dengan jalan dan struktur bahasa Indonesia yang sebenarnya.
Tata bahasa struktural adalah
tata bahasa hasil dari menyelidiki bahasa-bahasa secara tersendiri, lepas dari
segala macam prasangka yang ada. Struktur berarti hubungan yang relatif tetap
antara bagian-bagian yang membentuk suatu hal.
E. Kategori Tata bahasa
Tata bahasa dapat diartikan
sebagai sebuah sistem kategori, dan suatu kumpulan
aturan-aturan yang menentukan bagaimana kategori-kategori digabungkan untuk
membentuk aspek-aspek makna yang berbeda. Bahasa-bahasa berbeda secara luas
tergantung apakah mereka dikodekan lewat penggunaan unit kategori atau leksikal. Namun, beberapa kategori sangat umum
sehingga hampir universal. Beberapa kategori universal itu termasuk pengkodean
relasi gramatikal dari peserta dan predikat secara tatabahasa berbeda antara
relasinya terhadap predikat, pengkodean dari relasi sementara dan spasial pada
predikat, dan sistem dari pelaku gramatikal mengatur acuan dan perbedaan antara
pembicara dan penerima dan tentang siapa yang mereka bicarakan.
F. Kelas-kelas kata
Bahasa mengelompokkan
bagian-bagian dari pembicaraan menjadi kelas-kelas bergantung kepada fungsi dan
posisi relatif terhadap bagian lainnya. Semua bahasa, misalnya, memiliki
perbedaan mendasar antara sekelompok kata yang secara prototipikal mengacu pada
sesuatu dan konsep dan sekelompok kata yang secara prototipikal mengacu pada
aksi dan kejadian. Kelompok pertama, yang mengikutkan kata seperti
"anjing" dan "lagu", biasanya disebut dengan kata benda.
Kelompok kedua, yang mengikutkan kata seperti "lari" dan
"menyanyi", disebut dengan kata kerja. Kategori umum lainnya adalah
Kata sifat: kata-kata yang menjelaskan properti atau kualitas dari kata benda,
seperti "merah" atau "besar". Kelas-kelas kata juga
memiliki fungsi berbeda dalam tatabahasa. Secara prototipe, kata kerja
digunakan untuk membentuk predikat, sementara kata benda digunakan sebagai
argumen dari predikat. Dalam kalimat seperti "Sally lari,"
predikatnya adalah "lari," karena ia merupakan kata yang menandakan
keadaan tertentu tentang argumennya "Sally". Beberapa kata kerja
seperti "sumpah" bisa saja memerlukan dua argumen, contohnya:
"Sally menyumpahi John". Predikat yang hanya menggunakan satu argumen
disebut dengan intransitif, dan predikat yang memakai dua argumen disebut
dengan transitif.
BAB III
KESIMPULAN
Tata bahasa adalah ilmu yang
mempelajari kaidah-kaidah yang mengatur penggunaan bahasa. Ilmu ini merupakan bagian dari bidang ilmu yang mempelajari bahasa yaitu
linguistik. Tata bahasa bahasa Indonesia telah diatur dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (TBBBI).
Tata bahasa juga merupakan suatu himpunan dari patokan-patokan umum berdasarkan
struktur bahasa. Struktur bahasa meliputi bidang tata bunyi, bentuk, dan tata
kalimat. Jadi tata bahasa meliputi bidang-bidang berikut.
1. Fonologi @ membahas bunyi – bunyi bahasa.
2. Morfologi @ membahas mengenai seluk beluk morfem
3. Sintaksis @ membahas seusunan dan komponen kalimat.
4. Semantic @ membahas makna kata.
Berdasarkan cara penyusunnya,
tata bahasa dibedakan atas hal-hal berikut:
- Tata
Bahasa Deskriptif/Sinkronis. Tata bahasa tersebut disusun berdasarkan
pencatatan (deskripsi) yang nyata atas struktur suatu bahasa.
2. Tata Bahasa Historis-Komparatif/Diakronis. Tata bahasa tersebut
membicarakan perkembangan struktur bahasa dari satu zaman ke zaman lain serta
mengadakan perbandingan antara struktur-struktur bahasa dari bermacam-macam
zaman itu atau memperbandingkannya dengan bahasa lain.
HASIL TANYA
JAWAB
1.
Rina Masruroh
Apa Yang dimaksud dengan Morfem ?
Jawab
: Morfem adalah bentuk terkecil yang
dapat membedaka makna dan atau mempunyai makna. Wujud morfem dapat berupa
imbuhan, klitika, partikel dan kata dasar (misalnya –an, -lah, -kah, bawa).
Sebagai kesatuan pembeda makna, semua contoh wujud morfem tersebut merupakan
bentuk terkecil dalam arti tidak dapat lagi dibagi menjadi kesatuan bentuk yang
lebih kecil.
Untuk membuktikan morfem sebagai pembeda makna dapat kita lakukan dengan
menghubungkan morfem itu dengan kata mempunyai makna/arti leksikal. Jika
penghubungan itu menghasilkan makna baru, berarti unsur yang digabungkan dengan
kata dasar itu adalah morfem.
2.
Yuni Mulyani
Apa yang dimaksud dengan Kalimat?
Jawab
: Kalimat adalah gabungan dari dua buah
kata atau lebih yang menghasilkan suatu pengertian dan pola intonasi akhir.
Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan fungsinya yang akan
dijelaskan pada bagian lain. Contohnya seperti kalimat lengkap, kalimat tidak
lengkap, kalimat pasif, kalimat perintah, kalimat majemuk, dan lain sebagainya.
Berikut ini adalah contoh kalimat secara umum : – Joy Tobing adalah
pemenang lomba Indonesian Idol yang pertama. – Pergi! – Bang Napi dihadiahi
timah panas oleh polisi yang mabok minuman keras itu. – The Samsons sedang
konser tunggal di pinggir pantai ancol yang sejuk dan indah. Setiap
kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-unsur kalimat akan
membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-unsur inti kalimat antara lain
SPOK : – Subjek / Subyek (S) – Predikat (P) – Objek / Obyek (O) – Keterangan
(K)
LAPORAN
PERORANGAN
A.
Pertanyaan dan Jawaban
1. Asep Wahid
L. R
Ø Apa Yang dimaksud dengan Tata Bahasa ?
Jawab :
a)
Menurut
Ade Fahmi Tata Bahasa merupakan suatu pola bahasa yang diatur dengan baik
sehingga menimbulkan hal yang baik pula.
b)
Menurut
Ade Ihsan Tata Bahasa merupakan suatu himpunan dari
patokan-patokan umum berdasarkan struktur bahasa.
c)
Menurut Ayu Andriani Tata
bahasa dapat diartikan sebagai sebuah sistem kategori, dan suatu kumpulan aturan-aturan yang menentukan
bagaimana kategori-kategori digabungkan untuk membentuk aspek-aspek makna yang
berbeda.
d)
Menurut Dewi Itan Sartika Tata
Bahasa suatu tatanan serta tuntunan yang berstruktur.
DAFTAR HADIR PETUGAS SEMINAR
NO
|
Hari
/ Tanggal
|
Nama
|
Jabatan
|
TTD
|
1
|
20 September
2014
|
Asep Wahid
Latip R
|
Ketua
|
|
2
|
20 September 2014
|
Ayu Andriani
|
Notulis
|
|
3
|
20 September 2014
|
Dewi Intan
Sartika
|
Pembicara
|
|
4
|
20 September 2014
|
Neni
Nurohmatillah
|
Moderator
|
|
5
|
20 September 2014
|
Ilyas
Herdiansyah
|
Peserta
|
|
6
|
20 September 2014
|
Ade Fahmi
Iyadul M
|
Dokumentasi /
Peserta
|
|
7
|
20 September 2014
|
Ade Ihsan Al
Ansori
|
Peserta
|
|
Rancah, September 2014
Guru Bidang,
Ahmad
Badruzaman, S.Pd
NIP. 196209172007011016
|
Ketua,
Asep Wahid
Latip Rohman
NIS.
1213.1.017
|
Para Petugas yang sedang bersiap siap membuka kegiatan seminar
|
Para peserta Seminar
|
Notulis seminar yang sedang menuliskan hasil seminar
|
Pembicara yang sedang menjelaskan pembahasan seminar
|
Peserta yang mengajukan pertanyaan
|
Peserta yang mengajukan pertanyaan
|
Tugas
Ke : 6
Tema
tugas : Seminar
Kelas
: XII IPS 2